Jakarta, SIBER88.CO.ID_Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wilayah DKI Jakarta, berencana membentuk pasukan siber untuk melawan buzzer yang dinilai meresahkan umat Islam dan memberitakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di media sosial.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai pembentukan pasukan siber itu punya kaitan dengan dana hibah Rp10,6 miliar dari Pemprov DKI Jakarta kepada MUI. PKB menyayangkan itu.
“Tentu tidak lepas dari bantuan yang diterima MUI dari APBD Provinsi DKI Jakarta. Sungguh sangat disayangkan, hanya karena mendapat bantuan dari APBD, MUI ditempatkan sebagai subordinat kepentingan politik perorangan, yakni Anies Baswedan,” kata Wakil Sekjen PKB, Luqman Hakim kepada wartawan, dikutip Ahad (21/11/2021).
“Tak tahukah wahai MUI, bahwa sesungguhnya APBD itu duitnya milik rakyat, bukan milik Gubernur?” sambungnya
Luqman mengatakan, pembentukan pasukan siber hanya untuk lindungi Anies Baswedan merupakan sesuatu yang berlebihan.
“Seharusnya MUI lebih menunjukkan pemihakan terhadap kepentingan rakyat, bukan penguasa. Menyedihkan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum MUI DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar, membantah tuduhan pembentukan pasukan siber lindungi Anies Baswedan karena mendapat dana hibah Rp10,6 miliar.
Munahar mengatakan, inisiatif pembentukan pasukan siber atau cyber army untuk meng-counter berita-berita negatif dan hoaks.
Terutama dalam membela umat dan ulama, atau beramar makruf nahi munkar.
“Karena itu adalah salah satu tugas MUI. Jadi, tidak ada hubungannya dengan dana hibah,” kata Munahar.
Sementara, dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta tidak digunakan untuk membiayai tim siber. Dana hibah itu digunakan untuk program kerja MUI.
“Dana hibah tidak digunakan untuk mendanai tim cyber army. Dana hibah hanya dipakai untuk membiayai pelaksanaan program kerja, serta kegiatan operasional MUI. Dari tingkat provinsi, kota, kecamatan, selanjutnya juga untuk tingkat kelurahan,” terangnya.
“Yang menghubungkan pembentukan tim siber dengan dana hibah, nggak paham MUI beserta tugas dan program-programnya,” tandas Munahar. (red)