Anton Sang Pegiat Sosial Dan Budaya, Wawasan Budaya para Pejabat Negara Perlu Dievaluasi

Jakarta Nasional, SIBER88.CO.ID//Dengan Ramainya berita yang dirilis oleh detik finance tertanggal 12 Agustus 2021, berjudul :” Bahlil , Pengusaha Pencak Silat jangan Buat masalah di Negara ini..” yang mengistilahkan kata pengusaha pencak silat sebagai ” Pengusaha Nakal ” Memang sesungguhnya merupakan Akronim yang kurang tepat,bahkan sangat tidak tepat.

Menurut mantan Kapolda Jabar Irjen Pol(purn)Anton Charliyan kejadian tersebut sesungguhnya harus menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa sesungguhnya wawasan budaya sebagian petinggi negara ini perlu dievaluasi dan dipertanyakan,karena wawasan budaya setingkat menteri saja sedemikian adanya,bagaimana pula wawasan masyarakat awam tentang keluhuran budaya kita ???

“Khusus dibidang budaya kita harus betul-betul berdaulat sepenuhnya. Karena budaya merupakan ciri wanci Entitas Bangsa,bila ingin menghancurkan sebuah bangsa maka sudah jadi idiom umum hancurkanlah budayanya dan salah satu tanda-tanda lunturnya sebuah adat tradisi dan budaya tersebut bila kita sbg anak bangsa sudah tidak merasa bangga dengan budayanya itu sendiri.. kita akhirnya akan menjadi tuan asing dirumah sendiri.. mudah-mudahan ini tidak terjadi pada negeri kita Indonesia tercinta,buktinya dengan adanya berita tersebut dimana-mana terjadi conplain ,hal ini menunjukan sisi positip bahwa sesungguhnya kita semua masih sangat cinta dengan aneka budaya yang ada di nusantara khususnya Pencak Silat,”tutur Anton yang juga sebagai penggiat sosial dan budaya nasional(13/8/2021).

“Kita masih ingat bagaimana sulitnya memperjuangkan agar Pencak Silat ini bisa menjadi salah satu Warisan Budaya Nusantara di UNESCO,karena warisan BUDAYA SILAT itu sendiri ( Silat tanpa Pencak Silat ) Sudah diklaim negara lain yaitu Malaysia, padahal kita semua tahu bahwa Silat maupun Pencak Silat berasal dari bumi Nusantara Indonesia, Apakah kita rela jika warisan-warisan budaya kita di akui negara Lain ?.., Maukah kita terus menerus bersikap : baru merasa memiliki kalau sudah Kehilangan ???, ” Sudah banyak warisan budaya asli kita yang diklaim negara lain al : Reog Ponorogo jawa timur, Wayang Kulit jawa, Angklung Sunda, Batik , Tari Piring Minang, Lagu Rasa Sayange bahkan kopi Toraja di klaim negara lain,”lanjut Anton.

“Disaat vandemi seperti ini sebetulnya tidak perlu juga kita dibikin gaduh oleh hal-hal yang sesungguhnya tidak perlu terjadi, karena masih banyak hal yang harus kita lakukan yang lebih bermanfaat ketimbang mencari-cari kesalahan para pejabat negara. Namun ada baiknya hal ini kita jadikan untuk Introspeksi bagi kita semua dan tidak perlu diperpanjang apalagi dibuat semakin gaduh,agar wawasan budaya ini bisa menjadi perhatian yang lebih serius bagi kita semua seluruh anak bangsa, khususnya bagi pemerintah di setiap tingkatan.. harus kita sadari bersama bahwa adat tradisi dan budaya ini merupakan aset yang sangat berharga dan tidak ternilai dari sebuah bangsa.., sebuah bangsa bisa maju justru karena mampu memaximalkan potensi keunggulan budayanya, jepang bisa maju karena adanya restorasi Meiji yang merupakan pembangunan Revolusi budaya dengan megedepankan budaya Bushidonya, Francis dalam Revolusinya dengan Liberte, Fraternite, & Eternitenya, Eropa dengan Reinnasance – nya yang bangkit dari krisis Kegelapan budaya ” Dark ages ” , sehingga mereka merasa lahirnya kembali ,Khususnya di ranah : Ethika, Estethika & Rasionalitas yang ditandai dengan revolusi industri, sehingga mereka bisa menjadi bangsa yang unggul,”pungkas Anton.

(B.zaman)