Adnan Bayi 10 Bulan Derita Lumpuh Otak Butuh Uluran Tangan Dermawan

Lampung Selatan, SIBER88.CO.ID_Adnan Juliananda bocah umur 10 bulan penderita lumpuh otak yang beralamat di Dusun Sakal RT 2 RW 9, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Merbau Mataram Lampung Selatan, butuh uluran tangan para dermawan dan pemerintah.

Marcelina,Ibu Adnan, menceritakan kondisi buah hatinya saat ini telah menderita Cerebral Palsy dan Mikrosefali/ Lumpuh Otak dan Pengecilan Kepala.

Menurut Marcelina,Awalnya sejak usia 2 bulan dirinya curiga ada mata Adnan yang tidak merespon benda maupun cahaya, untuk memeriksakan kondisi Adnan orang tua Adnan meminta bantuan kepala desa setempat guna membuatkan adnan BPJS.

“Usianya 5 bulan tepat BPJS jadi dan kami segera membawa Adnan ke RS terdekat, tervonis pupil atrofi saat itu,” ungkapnya, Sabtu(2/6/2024).

“Tetapi kami belum puas, kami kembali membawa Adnan ke RS lain ternyata adnan terdiagnosa Mikrosefali & Cerebral palsy di usianya yang baru 7 bulan,”lanjutnya.

“Setelah terdiagnosa Mikrosefali dan Cerebal palsy kami lekas melakukan MRI sesuai pengarahan dokter dan hasil dari MRI (Magnetic resonance imaging) bahwa otak adnan tidak berkembang dan saraf otaknya rusak tidak berkemungkinan untuk bisa jalan,”paparnya.

“Kami hanya bisa melakukan fisioterapi sesuai anjuran dokter walau tidak tahu kedepannya apakah Adnan bisa seperti anak lainnya,” tukasnya sedih.

Rumah Adnan geribik ukuran 5X9, saat ini keluarga Adnan tidak berkecukupan. Ayah adnan bekerja sebagai buruh panggul di pabrik dan ibu Adnan hanyalah ibu rumah tangga biasa. Adnan hanya bisa beraktifitas di rumah saja dengan selalu di gendong oleh sang ibu dan terus belajar untuk bisa hidup seperti anak lainnya.

Adnan hanya bisa terbaring di kasur dengan usianya yang sudah 10 bulan, belum bisa duduk apalagi untuk merangkak, keadaan semakin terasa berat untuk keluarga.

“Apalagi kami harus bolak balik ke rumah sakit setiap minggu untuk fisioterapi Adnan dengan biaya di luar BPJS,” keluh Marcelina.

“Biaya yang dibutuhkan kurang lebih 20 juta untuk pembelian vitamin,transport dan alat bantu terapi yang akan Adnan pakai di rumah,”sebutnya.

“ Ya,setiap 1 minggu sekali tebus obat Rp500 sampai Rp600 ribu baru bulan Mei ini tidak ketebus obat,” ujar Marcelina seraya meneteskan air mata.

Masih kata Ibu Adnan, untuk kebutuhan makan sehari-hari saja sulit ditambah ujian cobaan ini sangat berat.

Adnan sangat membutuhkan alat bantu terapi di rumah untuk memaksimalkan Adnan terstimulasi di rumah setiap harinya agar ia bisa mengejar segala ketertinggalannya, keluarganya sudah berusaha mencari hutangan kesana kemari tapi yang didapatkan selalu nihil.

Untuk diketahui buah hati anak pasangan Marcelina dan Mashudi itu menderita lumpuh otak sejak dari lahir.

“Kami sekeluarga berharap terus berupaya agar Adnan bisa seperti anak lainnya, bisa bermain berjalan bahkan berlari,” harapanya.

Saat ditanya, apakah sudah ada pihak pemerintah yang datang atau menjenguk, Marcelina menjawab belum ada yang datang atau menjenguk Adnan.