Abah Anton Prihatin: Banyak Gedung Bersejarah di Tasikmalaya yang Kini Tak Terawat

Gedung Bersejarah

 Tasikmalaya Jabar, SIBER88.CO.ID_ Sejak awal Januari 2025, Abah Anton panggilan akrab Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan, mantan Kapolda Jawa Barat sekaligus tokoh budaya Sunda, ternyata punya kesibukan lain yang patut diacungi jempol.

Walaupun dia sibuk dengan aktivitasnya di Bandung dan Jakarta, ketika berada di kota Tasikmalaya punya aktivitas baru yakni menelusuri gedung-gedung bersejarah dan rumah zaman dahulu. Dia beri tajuk ”JELAJAH ROEMAH JADOEL TEMPOE DOELOE”.

Abah Anton menyampaikan,Keberadaan bangunan rumah zaman dahulu dan gedung-gedung bersejarah di Kota Tasikmalaya itu punya daya tarik tersendiri.

“Pada waktu kecil dulu, saya masih melihat di beberapa ruas jalan di pusat kota Tasikmalaya berdiri kokoh sejumlah bangunan rumah jaman dahulu maupun gedung yang punya nilai sejarah,”kenang Abah Anton, Rabu(15/1/2025).

Namun kini, menurut Abah Anton, sejumlah bangunan rumah jadul maupun gedung gedung bersejarah tersebut sudah banyak yang dijual, kemudian dipugar dan dirombak menjadi bangunan ”masa kini” modern yang hilang nilai historisnya.

”Kalaupun masih ada bangunan jaman dahulu dan gedung-gedung bersejarah di Kota Tasikmalaya itu,kini kondisinya sudah sangat memprihatinkan,” ujarnya penuh keprihatinan.

“Akankah kita biarkan saja gedung-gedung bersejarah di Kota Tasikmalaya yang dulu menjadi ciri khas dan kebanggaan itu kini kondisinya sangat memperihatinkan dan dibiarkan punah?” tanya Ketua Dewan Pembina Penyelamat Rumah dan Bangunan Jadul Tempo Doeloe penuh heran.

Anton Charliyan mencontohkan keberadaan Gedung tempat Kongres I Koperasi di jalan Moch Hatta ambruk meski masih berdiri Tugu Koperasi atau Gedung Koperasi Mitra Batik berubah fungsi menjadi sebuah departement store dan Penginapan Sunda di jalan Jajaway.

”Kalau bangunan tempat didirikannya Divisi Siliwangi , yang sekarang jadi Bank Mandiri di depan alun-alun Kota Tasikmalaya sudah terawat, hanya bentuk bangunannya sudah banyak berubah,”jelasnya.

Dia menceritakan, sejarah hotel atau penginapan Sunda di jalan Jajaway atau kini jalan Tarumanagara, merupakan salah satu hotel tertua di Tasikmalaya yang dibangun tahun 1926. Wakil Presiden RI Bung Hatta (Dr,Moch Hatta) saat Kongres Pertama Koperasi di tahun 2030 pernah menginap di hotel ini yang masih bernama ” HOTEL ENO “, kini kondisinya rusak tidak terawat dan sangat memprihatinkan. Bahkan, sekarangsedang diiklankan siap untuk dijual.

“Kamai berharap, semoga kondisi bangunan Hotel Eno atau Penginapan Sunda kedepan bisa terselamatkan,karena apapun juga merupakan salah satu bangunan yang bersejarah di Kota Tasikmalaya,”harapanya.

Kemudian lanjut Abah Anton,gedung tempat Kongres Koperasi Pertama se Indonesia, dilaksanakan di tanggal 12 Juli 1947, dipimpin langsung oleh Wakil Presiden RI Bung Hatta, di jalan Burujul Tasikmalaya,yang kini dikenal sebagai jalan Dr Mohamad Hatta.

Gedung ini bebernya,merupakan tempat yang mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi yang menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Lahir Koperasi Indonesia.

Gedung tersebut sambungnya,kini kondisinya sangat memprihatikan rusak berat karena atapnya sudah roboh sehingga harus mendapat perhatian serta menjadi pr khusus dari Walikota Terpilih,Viman Alfarizi Ramadhan,dan Rd Diky Chandra Negara, beserta jajarannya kelak setelah dilantik untuk segera diselamatkan dan direnovasi kembali.

Kondisi gedung dan Tugu Koperasi ini membuat Abah Anton merasa prihatin. Ia mendesak pemerintah Kota Tasikmalaya sudah semestinya merawat monumen, tugu sebagai tempat-tempat bersejarah sebagai penghormatan kepada para pelaku sejarah.Jangan pernah melupakan sejarah (Jas merah), ucapan dari sang Proklamator Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Bung Karno seharusnya menjadi pesan yang harus dilakukan oleh para generasi penerus bangsa, khususnya pemerintahan daerah setempat.

Dengan merawat dan mengurus gedung dan Tugu Koperasi sebagai simbol sejarah lahirnya perkoperasian di Indonesia,kata Abah Anton, itu menjadi sebuah keharusan bagi Pemkot Tasikmalaya dalam menjaga dan melestarikan simbol-simbol sejarah bangsa. Kalau Pemerintah Kota Tasikmalaya sudah tidak menghargai atas sejarah-sejarah bangsa Indonesia yang terlahir dan berdiri di Kota Resik, berarti Pemkot Tasikmalaya sudah tidak menghargai dirinya sendiri.

“Kongres Koperasi pertama, ini merupakan sebuah perjalanan sejarah dari Tasikmalaya untuk Indonesia dan hal tersebut harus menjadi sebuah kebanggaan bagi pemimpin dan masyarakat Kota Tasikmalaya,” timpalnya.

Dengan berdirinya Tugu Koperasi, Monumen Siliwangi, Tugu Veteran dan yang lainnya, menurut Ketua Pembina Persatuan Wartawan (PWI) Pusat ini, berarti Kota Tasikmalaya memiliki sejarah-sejarah penting bagi Republik Indonesia, dan itu harus disampaikan kepada generasi penerus bangsa.

“Karena itu kami berharap,bangunan rumah jaman tempo doeloe jangan sampai punah yang kemudian dirombak menjadi bangunan modern dan juga gedung-gedung agar mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota Tasikmalaya,” tandas mantan Kadiv Humas Polri tersebut.