Kasus Penggelapan Beras Mengambang, Kakanwil Bulog Lampung Diduga Main Mata dengan APH

Lampung, SIBER88.CO.ID_ Setelah beberapa waktu lalu permasalahan dugaan kepala bulog ada main pengiriman beras dari gudang Bulog Lampung ke gudang Bulog Jambi yang diduga mengambang dan tidak ada tindaklanjut dari APH, serta ramainya pemberitaan mengenai permasalahan ini yang tak kunjung terlihat akhirnya. patut publik menduga-duga banyaknya kepentingan dibulog, sehingga kasus ini tak kunjung diperiksa APH.

Padahal data yang didapatkan tim di lapangan, dari keterangan supir berinisial DN(31)didugaa kepala Bulog Lampung ada main, setelah DN mengirim beras Bulog dari gudang Lampung pada Selasa( 19/11/2024)ke gudang Bulog Jambi,Sabtu(23/11/2024)bersama empat rekan lainnya.

muatan mobil DN 760 koli/38 ton dibongkar dan ditimbang satu persatu Koli dengan berat 50kg,namun setelah ditimbang hanya 47kg/koli.

Redy,kepala gudang Bulog Jambi,memaparkan muatan 760 sak : 38.000 kg,timbangan baik : 147 sak/7350kg, timbangan rusak: 613 sak/28.490 kg, susut timbangan dari 1 mobil 2.160 kg. Dengan adanya perbedaan berat timbangan ini, Redy akan berkoordinasi dengan kepala Bulog Lampung.

Menyikapi persoalan diatas, tim gabungan tujuh ormas dan beberapa media akan terus mendesak APH untuk turun menangani kasus ini.

Diwawancarai di kantornya, ketua WN88 Unit 13 Lampung ,Sofyan Dalem Permana, mengatakan, APH harus turun tangan.

“Beras di Bulog ini hajatnya orang banyak jadi jangan main-main,” kata Sofyan,Selasa(24/12/2024).

Ketua Forum Lintas Lembaga Peduli Pembangunan Lampung, Noperwan AB, juga sependapat bahwa kejadian penyusutan beras di Bulog ini sangat bertentangan dengan semangat presiden Prabowo dalam upaya swasembada pangan dan menciptakan kondusifitas di ektor pertanian.

“Pemerintah dan APH wajib turun menyikapi kasus ini, jika ada oknum aparat yang membekingi Bulog maka wajib ditangkap dan diperiksa, karena ini merugikan rakyat, tentunya ini bentuk perlawanan terhadap pemerintah pusat, harus disikapi,” tegas Noperwan.

Penulis: ErwinEditor: Badruzzaman