Empat Lawang Sumsel, SIBER88.CO.ID_Komite Sekolah Menengah Atas Negeri(SMAN)1 Tebing Tinggi kabupaten Empat Lawang diduga melakukan pungli terhadap wali murid dengan berkedok sumbangan sukarela.
Namun kenyataanya sumbangan tersebut diberi beberapa pilihan nominal,sehingga banyak dari wali murid yang keberatan dengan sumbangan ini.
Bahkan ada beberapa wali murid mengadu ke kami pihak media,mereka menjelaskan keterangan dari salahsatu wali kelas dua belas(12) menceritakan kalau para guru hanya menjalankan perintah dari komite sekolah.
Masih kata wali murid yang minta namanya jangan ditulis,kalau ditentukan nilai uangnya maka ini namanya pemerasan bukan sumbangan sukarela,lalu dijawab sama wali kelas, wali murid jangan lihat di no 1 atau no 4,silahkan para wali murid lihat saja yang no 5 dan 6.
“Wali murid bisa bayar cicil(kredit)selama empat kali bayar,”ucap wali kelas tersebut,Rabu(30/8/2023).
Untuk diketahui kalau yang dimaksud no 1sampai no 6 itu adalah variasi nominal sumbangan sukarela mulai dari satu juta sampai Rp 400.000,- dan untuk no 5 adalah variasi Rp 200.000,-sedangkan no 6 tidak mampu tapi nominal paling kecil Rp 50.000,-.
Saat tim media mengkonfirmasi kepala sekolah SMA Negeri 1 Tebing Tinggi,Ajrianto sekira pukul 15.00 WIB di ruang kerjanya,menjelaskan memang dirinya yang meminta kepada komite untuk bantuan dana dikarenakan dana bantuan dari pemerintah tidak mencukupi untuk kegiatan disekolah.
Kemudian tim media pun bertanya, buat apa uang itu dan sudah berapa yang terkumpul ?
Dijelaskan oleh Ajrianto,kalau uang itu untuk merehab musolla,rehab ruang kelas, bangun jalan,dan beli mobil dinas.
Lebih lanjut Ajrianto memaparkan,untuk rehab ruang kelas dikarenakan murid selalu mengeluh kalau hujan atapnya bocor, sedangkan untuk mobil dinas itu kalau ada kegiatan yang tidak tercover oleh sekolah.
“Itulah saya minta dengan komite untuk memecahkan masalah ini,”sambung Ajrianto.
Menurut pengamatan tim media,kalau hanya alasan ini berarti kepala sekolah yang mengatasnamakan komite memungut iuran kepada murid. Bukankah sekolah ini mendapatkan dana Bos ???
Setahu pengamatan media, SMA Negeri 1 ini adalah sekolah penggerak,kalau untuk merehab ruang kelas saja memberatkan siswa lalu dikemanakan uang pemeliharaan sekolah yang bersumber dari dana Bos yang muridnya sampai 728 siswa. Apakah masih kurang ???
Lalu kenapa untuk membeli mobil dinas harus memberatkan siswa ? bukannya pihak sekolah bisa mengajukan proposal ke Dinas provinsi atau ke kementrian terkait kalau memang itu sanggat dibutuhkan ?? ,bukan harus memberatkan siswa.
(Aprianto)